Minggu, 14 Februari 2010

RESENSI NOVEL

RESENSI NOVEL ANGKATAN TAHUN

Novel Atheis merupakan salah satu karya terpenting Achdiat Karta Mihardja yang begitu kaya akan detail situasi, mengisahkan tentang pergeseran nilai dalam masyarakat yang terus berubah dan pengaruhnya bagi pribadi-pribadi yang terlibat.
Suatu karya yang baik untuk dibaca kembali oleh generasi muda masa kini. Selain melestarikan karya salah satu maestro sastra bangsa ini, novel ini juga baik untuk memberi contoh betapa berbahayanya lingkungan bagi mereka yang tidak berhati-hati dalam memahami kehidupan. Terutama saat ini, dimana banyak paham dan ajaran yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan kehidupan.
Novel Atheis ini mengambil setting situasi sekitar tahun 1940-1942 di kota Bandung dan sekitarnya.
Rd. Hasan, pegawai gemeente Bandung, adalah seorang pemuda alim yang dididik teguh berpegang pada agama. Pertemuannya kembali dengan Rusli, teman masa kecilnya, membawa Hasan kepada suatu ideologi baru yang bertolak belakang dengan apa yang dipelajarinya selama ini, Atheis.
Pergaulan yang rapat dengan Rusli tersebut akhirnya menggeser nilai-nilai hidup yang dianutnya selama ini. Terlebih karena hatinya tertawan oleh Kartini, adik angkat Rusli yang tergolong wanita yang progresif di jamannya. Keterlibatan Hasan dengan paham baru ini makin dalam dengan seringnya dia mengikuti diskusi-diskusi bersama Rusli dan Kartini. Perkenalannya dengan kawan-kawan senior dalam diskusi tersebut makin menggeser nilai hidup yang dianutnya. Salah satunya Anwar, seorang putra bupati, yang menjadi manusia yang hidup hanya untuk dirinya sendiri tanpa mempedulikan orang lain.
Kemunculan Anwar, seorang teman seideologi Rusli, membawa cerita lain dalam hubungan Hasan dengan orang tuanya.
Protes Anwar terhadap Hasan yang menyertai orang tuanya bersembahyang dengan menganggap Hasan munafik dan tidak berpendirian, mengakibatkan Hasan terpancing untuk menyatakan sikap ideologi barunya kepada ayah-ibunya. Dapat dibayangkan betapa kecewanya kedua orang-tua Hasan yang telah mendidiknya.
Dan berawal dari sini pula kebimbangan hati Hasan akan ideologi barunya timbul.
Tidak hanya sampai di situ, kemunculan Anwar juga membuat rumah tangga Hasan dan Kartini, yang telah menjadi suami istri goyah. Sifat Anwar yang mata keranjang dan jelas-jelas menunjukan ketertarikannya pada Kartini membuat Hasan cemburu.
Kecemburuan yang menimbulkan pertengkaran hebat antara Hasan dan Kartini.
Pertengkaran yang membuat Kartini memutuskan lari menghindar sesaat untuk meredakan amarah Hasan. Namun dalam pelariannya tersebut, Kartini malah hampir menjadi korban nafsu binatang Anwar di sebuah hotel.
Kemudian, peristiwa tersebut akhirnya di ketahui Hasan yang secara tidak sengaja. Api cemburu dan kemarahan yang memuncak membuat Hasan menjadi mata gelap. Di tengah bunyi sirene bahaya udara yang berkumandang Hasan tetap berlari. Kenpetai pun menembak dan menangkapnya dengan tuduhan mata-mata. Tubuhnya yang menderita TBC pun tidak kuat menahan siksa polisi pendudukan Jepang. Hasan meninggal dunia sambil membawa serta kebimbangannya akan ketidakberadaan Tuhan yang dia percayai ada.
Suport By : RIZKY KOMPUTER Jl. Mastrip Beji Boyolangu Tulungagung Melayani : Pengetikan, Rental, Servis, Scaner, Jual Beli, Shooting & Editing Video HP. 081335991179

Tidak ada komentar:

Posting Komentar